Cerita ini berawal ketika istri hamil anak yang ke-3, dimana sejak awal kami menginginkan kelahiran berjalan dengan normal alias tidak di operasi sesar. Beberapa alasan kenapa tidak mau sampai opersi sesar antara lain, pasca operasi yang memakan waktu penyembuhan yang lama, serta jangka waktu untuk hamil lagi. Baiklah mari kita mulai dari bari bulan kehamilan ke-6, kalau dari awal emang seru, tapi tidak untuk dipublikasi hehehe…
Pada bulan kehamilan ke-6 (enam), kami memeriksa kandungan termasuk melakukan USG/ (Ultrasonography) untuk melihat berat, ukuran dan posisi bayi. Dari hasil USG dokter memberikan keterangan bahwa bayi normal baik secara pertumbuhan ataupun posisi. Namun, posisi plasenta masih menutupi jalan keluar si bayi. Ya saya memaklumi karena masih 6 bulan jauh dari lubang rahim.
Sampai dengan usia kehamilan 8 bulan, plasenta tetap penuh menutupi jalan keluar, sehingga dokter yang memerika menyarankan untuk melakukan persiapan operasi sesar. Kami pun menyiapkan segalanya, mulailah dari ini perjuangan bagaimana caranya bisa persalinan normal, walaupun secara saran dokter kami menyiapkan juga alternatif terakhir ke rumah sakit untuk operasi sesar.
Kami mempersiapkan alternatif terakhir yaitu operasi sesar, oleh karena itu kami membuat rujukan ke puskesmas (kami menggunakan BPJS), setelah itu baru mendapatkan rumah sakit rujukan yang lumayan jauh dari rumah kami. Untuk dapat melakukan operasi di rumah sakit yang bersangkutan, kami harus ada rekap medik di rumah sakit tersebut, berarti minimal harus satu kali permeriksaan di rumah sakit tsb.
OK, alternatif terakhir sudah kami siapkan, selanjutnya adalah mengupalayan dengan usaha dan doa untuk mengupayakan persalinan normal. Ada 3 hal yang kami lakukan dalam mengupayakan persalinan normal tersebut, yaitu:
DOA
Kami selalu berdoa untuk diberikan yang terbaik oleh Allah, terkhusus kami banyak melakukan sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW, bahkan kami menargetkan minimal 1000 (seribu kali sehari), walaupun tidak konsisten sampai akhir.
PROGRAM NUTRISI
Program ini merupakan kerjasama antara Klinik tempat bersalin yaitu Klinik Nurkhadizah dengan tim kesehatan di dalamnya, dengan program ini kami pantau memang banyak kemajuan karena selalu di USG dari hasil akhir program Nutrisi ini dan terlihat pergerakan pembukaan dari plasenta dan jalan bayi.
Pertama ibu hamil akan melakukan konsultasi yang lumayan lama, dari hasil konsultasi terserbut, akan didapatkan berapa kalori yang harus dimakan, serta jenis makanan apa saja yang harus dimana. Setiap hari selama kurang lebih 10 hari kami sarapan di tempat Program Nutrisi tersebut, dan memang berdasarkan testimoni banyak sekali yang sudah berhasil.
Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar, setiap sarapan dikenakan biaya Rp. 45.000,- (empat puluh lima ribu rupiah), kemudian kita diharuskan membeli nutrisi seharga Rp. 450.000,- untuk dikonsumsi setiap harinya diluar sarapan. Selain sarapan, kita juga harus mematuhi makanan apa aja yang harus dimakan selama 10 hari tersebut seperti paga keterangan dibawah ini:
PIJAT REFLEKSI
Upaya berikutnya yang kami lakukan adalah melakukan pijat refleksi dari seseorang yang memang kompeten dalam hal ahli pijat memijat, dan Alhamdulillah posisi rumah kami dekat dengan lokasi tukang pijat refleksi tersebut. Pijat refleksi ini lumayan padat, dimana kita harus menunggu sekitar 2-4 jam untuk menunggu giliran pijit. Memang pemijitan ini banyak peminat dari luar daerah Bandung, dan kebanyakan seperti struk, urat kejepit dan lainnya.
Alhamdulillah dari segala upaya dan atas kehendak Allah, dokter menyarankan untuk tidak ke rumah sakit, dan bisa dilakukan persalinan di klinik dengan catatan ketika persalinan harus ditambahkan infus takutnya terjadi hal yang diinginkan. Dan akhirnya tiba saatnya kelahiran itu tiba, dan kembali Alhamdulillah, anak kami lahir dengan lancar dan normal.
31 Desember 2019 jam 13.30 adalah jam dimana seorang anak lahir.
Persinggahan Supono 